Foto saya
Subang, Jawa Barat, Indonesia
dreamer, learner, worker, story teller

Sabtu, 18 Januari 2020

Self Driving #1

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Hai readers!

Kalian pernah ga sih ngerasa kalau kalian itu hidup bagai parasit? Ga berguna buat orang lain? Kalau pernah, berarti ada yang bermasalah sama mental kalian.

Hm menarik nih. Kali ini, aku mau membahas salah satu poin penting dari buku "Self Driving" karya Rhenald Kasali. Buku yang lumayan membangun mindset tentang perubahan mentalitas kita.

Here we go.

Seseorang yang hidup di dunia ini akan menentukan pilihan, mau menjadi orang yang seperti apakah kita? Ini relate sama persoalan habits kemarin. Habits yang salah menghasilkan mental yang buruk juga.

Ada dua tipe orang yang bisa kita pilih:
Driver or passenger?
Apa bedanya?
Coba kalian bayangkan aja antara supir taxi dan penumpangnya.
Driver adalah orang yang duduk di depan, mengambil keputusan, berani ambil resiko, tidak boleh mengantuk, tidak boleh capek, tidak boleh lengah sedikit.
Berbeda halnya dengan passenger yang duduk di belakang, bebas mau ngapain, boleh tidur boleh makan, santai, ikut kemana geraknya driver.

Nah kira-kira mana yang lebih baik?
Jelas driver!
Dia tau arah yang jelas, berani mengorbankan sesuatu demi tujuan yang ingin dicapai. Inilah filosofi yang sebenarnya dalam hidup.

Oke, minggu depan kita bahas apa sih ciri-ciri lain yang membedakan driver dan passenger? Dan kalian masuk tipe yang mana ya?

Stay on my blog. See u!
Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.

#todaytenpageschallenge
#bookreview

Sabtu, 11 Januari 2020

Habits is Everything #2

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Hi readers!

Setelah kemarin aku buat review pertama dari bukunya Ust. Felix soal habits, kali ini aku mau share lagi ke kalian tentang insight apa aja sih yang aku dapet dari buku ini. So, this is the last review of How to Master Your Habits ; by Ust. Felix.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, habits bukanlah sesuatu yang instan dan bisa langsung terbentuk melainkan butuh proses dan pembiasaan yang memakan waktu lama. Pembentukan habits analoginya sama dengan membentuk jalan raya. Jalan adalah akses untuk memudahkan transportasi berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Jalan dibentuk dalam waktu yang tidak sebentar mulai dari tanah lalu diberi batu, dibeton, diaspal sampai diperlebar. Semakin bagus jalan maka akses semakin lancar. Begitu juga habits. Habits adalah akses untuk menyampaikan informasi dari rangsangan ke bagian otak. Kok sama seperti syaraf? Yap benar sekali. Habits melatih syaraf-syaraf kita. Itulah mengapa habits harus terus dilatih.

"Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah yaitu yang dikerjakan terus menerus." (HR. Bukhari dan Muslim)

Menurut para pakar, manusia memiliki 3 milestone atau cek poin yang dapat dijadikan panduan dalam membentuk habits:
  1. Milestone pertama membutuhkan 30 hari (kondisi habits baru masih rapuh dan keinginan untuk kembali pada habits lama sangat besar)
  2. Milestone kedua membutuhkan 3x30 hari (keinginan untuk melanjutkan habits baru seimbang dengan keinginan untuk kembali pada habits lama)
  3. Milestone ketiga membutuhkan 10x30 hari atau setahun (kondisi habits baru sudah solid dan berjalan otomatis)
Saat ini sebagian besar orang selalu berpikir negatif pada keburukan yang dialami seperti mengeluh, mudah menyerah, dan menyalahkan takdir. Hal yang tidak mereka sadari adalah habits seperti itu yang justru membuat mereka semakin sulit. Orang selalu berpikir "andai aku jadi orang yang beruntung", padahal mereka tidak mengerti bahwa keberuntungan itu sendiri merupakan hasil dari habits.

Keberuntungan = persiapan (habits) x kesempatan (kuasaNya)

Kehidupan ini semakin lama semakin keras. Jika kita ingin melewati kerasnya dunia, jangan jadi orang yang biasa-biasa saja. Jadilah 'The Outliers'. Orang yang berani berbeda, berdampak positif bagi dunia. Bagaimana caranya? bentuklah habitsnya dari sekarang! Orang-orang hebat pasti memiliki sikap mental berikut:
  1. Bertindak, aksi nyata
  2. Berani ambil resiko
  3. Bergerak dan terus bergerak
  4. Visioner, bukan sebatas dunia tetapi juga akhirat
  5. Tidak banyak alasan
  6. Tidak menyalahkan keadaan atas kesalahan pribadi
So, sikap mana yang sudah kita miliki? atau justru belum ada sama sekali? Jangan kecil hati, masih ada waktu selama kita punya tekad yang kuat untuk mengubah diri menjadi lebih positif.

I hope, this post can give a new insight for you.

See you later on @todaytenpageschallenge !
Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.